Jelly kini telah begitu populer di masyarakat, khususnya kalangan belia.Tetapi tidak banyak yang tahu bahwa di balik kelembutan dan empuknya jelly itu berpeluang terselip bahan-bahan yang tidak halal.[read more=”Baca Selengkapnya” less=”Baca Singkat”]
Ketika anak balita menangis, maka salah satu cara ampuh yang sering dilakukan orang tua adalah memberinya jelly agar diam. Hal itu terjadi karena dengan warnyan yang menarik, rasanya yang enak dan teksturnya yang kenyal-kenyal lembut itu membuat anak selalu tergoda untuk mencicipinya.Bukan hanya nak-anak, remaja dan orang tua pun banyak yang suka. Jelly cocok sebagai teman perjalanan dan di saat santai.
Jelly yang dijajakan di toko-toko dan warung-warung saat ini sangat beraneka ragam warna dan bentuknya. Kemasannya pun beraneka ragam, ada yang beebntuk mangkuk, ada yang dikemasadalam plastik dan ada pula yang di dalam wadah plastik kecil-kecil.Dengan warnanya yang ngejreng produk ini seakan hendak membidik mata anak-anak untuk membeli dan memakannnya.
Jelly merupakan produk yang di buat dengan bahan utama hidrokoloid, seperti agar-agar, karagen, konyaku, dan sumber-sumber lainnya. Berbagai jenis hidrokolid tersebutmemiliki tekstur dan karakter yang berbeda-beda. Ad yang memiliki tekstur empuk,rapuh, kenyal, dan lain-lain. Setiap sumber memiliki kecenderungan tekstur yang berbeda-beda. Oleh karena itu biasanya dalam produk jelly yang ada di pasar, bebagai sumber tersebut dipadukan dengan pernbandingan tertentu, sehiongga dihasilkan jelly dengantekstur khas. Masing-masing perusahaan tersebut memiliki rahasia tersendiri dalam pencampuran bahan-bahan tersebut.
Bahan lain yang digunakan adalah air, gula, bahan perasas, pengawet dan bahan pewarna. Proses pembuatannya dilakukan dengan mencampurkan bahan-bahan tersebut dengan perbandingan teetntu kemudian memasaknya. Pada suhu tinggi hidrokolid tersebut akan mengembang, sehingga air akan masuk ke dalamnya.Ketika dingin molekul-molekul air tersebut terjebak di dalam molekul hiodrokolid, sehingga mengahsilakn tekstur gel yang bersifat kenyal.
Jelly yang berasal dari hidrokolid memiliki kecenderungan yang lebih rapuh. Sementara itu bahan lain yang memiliki tekstur jel yang lebih lembut dan kenyal. Bahan tersebut adalah gelatin yang berasal dari tualng hewan. Ada yang berasal dari tulang sapi, ada pula yang dari tulang babi. Beberapa produk jelly, terutama jelly impor, ada yang menambahkan gelatin sebagai campuran bahan bakunya untuk memperbaiki penampilan dan teksturnya. Penambahan gelatin ini tentu saja menimbulkan kerawanan dari segi kehalalan. Sebab gelatin yang berasal dari nbahan aharam akan menyebabkan jelly yang dihasilkan juaga haram.
Selain itu untuk menghasilkan jelly yang menarik produsen juga menambahkan berbagai bahan perasa. Maka ada Jelly yang rasa strawberry, nanas, mangga, dsb.Bahan perasa (flavor)yang digunakan oleh para produsen kebanyakan adalah perasa sintetis( buatan ).Jarang sekali ada jelly rasa mangga yang menggunakan bahan dari mangga.Sebab bahan tersebut selain mahal juga tidak stabil, sehingga menimbulkan kesulitan dalam proses pengolahannya.
Bahan perasa buatan juga mengandung kerawanan dari segi kehalalan. Selain bisa menggunakan bahan-bahan turunan minuman keras,produk tersebut juga bisa saja menggunakan bahan turunan hewani. Oleh karena itu keberadaan perasa ini juga perlu dicermati, apakah halal atau tidak.
Dari serangkaian titik kritis kehalalan yang mungkin terjadi pada produk jelly tersebut, konsumen hendaknya lebih bersiakp hati-hati dalam memilihnya.agak sulitnmemang untuk membedakan Jelly yang menggunakan gelatin atau tidak. Namun beruntung beberapa produk tersebut telah di sertifikasi oleh MUI. Jelly yang masih perlu dicermati adlah jelly impor yang tidak memeiliki logo halal.Sebab kemungkinan menggunakan gelatin dan bahan-bahan haram lainnya untuk produk tersebut lebih besar.
Selain itu jelly juga mengandung bahan tambahan, seperti pengawet, bahan pewarna dan lain-lain. Oleh karena itu para orang tua dihimbau agar jangan kelewatan dalm memberikan jelly buat anak-ankanya. Memakan jelly terlalu banyak juga tidak bagus. Selain mengandung bahan tambahan makanan yang bisa berbahaya jika dikonsumsi terus menerus, secara gizi jelly juga memberikan dampak kurang baik. Karena rasanya yang manis dan mengandung kalori tinggi yang berasal dari gula, maka ketika anak makan produk tersebut terlalu sering bisa menimbulkan efek kenyang.Akibatnya anak akan malas makanan bergizi lainnya, seperti sayur, lauk dan buah.
>> Halal haram Pada Produk sehari-hari, Pustaka Jurnal Halal C 2017.[/read]