SEJARAH

Selasari adalah Desa di Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat.

Selama Penjajahan Jepang situasi di Desa Selasari terasa sangat berbeda dengan waktu dijajah oleh Belanda, seperti :

  1. Pemuda-pemuda pribumi disibukkan dengan latihan-latihan  baris-berbaris dan  peperangan;
  2. Adanya Kerja paksa Romusha yang dirasa sangat berat bagi masyarakat.

Peristiwa-peristiwa tersebut mengakibatkan masa paceklik yang sangat mengerikan, kemarau yang sangat panjang mengakibatkan sawah-sawah tidak bisa digarap. Harga pakaian sangat mahal dan tidak terjangkau oleh masyarakat.

Setelah diumumkannya Proklamasi Kemerdekaan, pemerintah dari Desa dan Kecamatan secepatnya mengadakan rapat dan penyluhan kepada seluruh masyarakat untuk menjelaskan bahwa kita telah merdeka dan bebas dari penjajahan.

Dengan adanya perubahan pemerintahan  yang tadinya dijajah menjadi merdeka, timbul  bermacam-macam pendapat, sedangkan perarturan dan perundang-undangan  dari Pemerintah Republik Indonesia prosesnya lamban untuk sampai kemasyarakat terutama yang menyangkut urusan politik. Waktu itu di Selasari yang dianggap faham akan politik ketatanegaraan hanya segelintir orang saja, yaitu para guru dan tokoh terkemuka  diantaranya : Wahjudi, Rasili, Daeng dan Guru Atma.

Pada Bulan Desember 1945 sesuai perintah dari Pemerintahan RI, dibentuk Komite Nasional Indonesia (KNI) yang diketuai oleh Wahjudi yang tugasnya menjadi wadah perjuangan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan dan membina rakyat agar memiliki jiwa kemerdekaan, cinta tanah air dan bersatu mati  matian membela kemerdekaan tanah air tercinta ini.