Pemanfaatan data kependudukan kini semakin meluas dalam berbagai urusan. Mulai dari pendidikan, kesehatan, perbankan, perpajakan, hingga financial teknologi.

Di tahun 2020 mendatang, pemerintah mencanangkan sensus penduduk dengan berbasiskan pada data kependudukan dari Kementerian Dalam Negeri.

Selain sebagai wujud kepercayaan terhadap data kependudukan, hal ini sekaligus merupakan kali pertama dalam sejarah Indonesia. Pasalnya, selama ini sensus penduduk dilakukan secara konvesional di bawah kewenangan Badan Pusat Statistik (BPS).

“Tadi pagi, pukul 6.30 WIB, saya menghadiri rapat di Hotel Pullman (Jakarta) ketemu Wapres (Wakil Presiden RI) untuk memutuskan pelaksanaan Sensus 2020. Diputuskan bahwa nantinya Sensus 2020 itu berbasis data kependudukan. Ini pertama sejak Indonesia merdeka”, kata Prof. Zudan Arif Fakruloh.

Hal itu ia sampaikan saat memberikan arahan di acara Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasistas Aparatur Kependudukan dan Pencatatan Sipil Ditjen Dukcapil Kemendagri di Hotel D’Anaya, Bogor, Jawa Barat, Jumat (09/11/2018).

Turut hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Ditjen Dukcapil I Gede Suratha, dan seluruh pejabat eselon III dan IV di lingkungan Ditjen Dukcapil Kemendagri.

Implementasi kebijakan tersebut, lanjut Zudan, akan berkontribusi pada perkembangan ekosistem data kependudukan yang saat ini terus dibangun oleh Ditjen Dukcapil Kemendagri.

“Ini adalah perkembangan ekosistem yang sangat penting, sebab Sensus adalah cara pencocokan lapangan terbaik karena sifatnya yang turun langsung ke rumah penduduk”, sambungnya.

Prof. Zudan mengakui, metode sensus dengan mendatangi langsung penduduk melalui Kepala Keluarga memiliki keunggulan tersendiri dibanding prosedur pendaftaran penduduk yang berbasis pelaporan. Terlebih, metode sensus dilakukan berbasis data kependudukan Dukcapil.

“Jadi dari Kepala Keluarga itu didatangi, (lalu ditanya) siapa yang masih ada di situ, siapa yang sudah pindah, siapa dari yang meninggal, siapa yang pendidikannya meningkat, siapa yang pekerjaan berubah sehingga akurasi data kependudukan sudah mendekati 90 persen,” jelas Prof. Zudan.

Sejauh ini, ekosistem yang dibangun pihaknya memberi dampak nyata pada peningkatan cakupan dan kualitas data kependudukan. Ekosistem ini mengizinkan Dukcapil untuk meminta bantuan sub-sistem lain dalam mengerjakan tugasnya merapikan data penduduk.

“Ini ikhtiar yang sudah kita bangun. Kalau ini bisa dilakukan teurs menerus, maka kerja kita di bidang Adminduk menjadi lebih ringan sebab kita bisa meminta tolong sub-sistem lain,” ujarnya.

Oleh karena itu, Zudan berpesan pada para jajarannya untuk tidak pernah lelah menjalin relasi yang baik dengan berbagai lembaga dan kementerian lain. Hal itu sangat diperlukan guna melebarkan sebaran ekosistem yang telah ada sampai saat ini.

“Maka hari ini, saya mengajak teman-teman untuk tidak pernah lelah membangun ekosistem. Percayalah bahwa ekosistem akan meringankan kita,” tutupnya.

Sumber : kemendagri

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here